Minggu, 03 Mei 2015

Review Film

BATAS 2011

Film batas adalah film arahan sutradara rudi soedjarwo, yang menceritakan tentang seseorang yang bernama jaleswari yang di perankan oleh Marcella zalianty yang di tugaskan oleh pimpinannya untuk menyelidiki mengapa kegiatan csr (corporate social responsibility) dalam bidang pendidikan tidak berjalan dengan baik pada sebuah  perkampungan di wilayah entikong, kabupaten sangau, Kalimantan barat, yang berbatas dengan negara Malaysia. Dan  awal jaleswari sampai di perkampungan wilayah entikong, jaleswari diantarkan oleh seorang bapak untuk menemui guru bernama adeus, guru adeus adalah satu-satunya guru yang ada di pedesaan tersebut. Jaleswari pun dibawa oleh adeus untuk menemui panglima adayak, sesampainya disana, adeus pun menjelaskan tujuan datang jaleswari kemari, adeus menjelaskan bahwa jaleswari adalah guru yang dikirim dari kota untuk mengajar di desa entikong, namun yang sebenarnya terjadi adalah jaleswari di tugaskan dari perusahaan untuk menyilidiki csr tidak berjalan baik di desa tersebut.
Setelah menemui panglima galiong bengker, lalu jaleswari dibawa kerumah anak yang bernama borneo, disanalah jaleswari bertemu dengan nawara, nawara sendiri mempunyai anak seorang putri yang meninggal, yang merupakan menantu dari panglima galiong bengker, nawara dan panglima galiong bengker berusaha meyingkirkan batas diantara hubungan mereka berdua yang mulai tercipta semenjak putri nawara meninggal. Dirumah nawara jaleswari muntah, karena faktor hamil, jaleswari sebelum datang ke desa entikong memang sudah hamil muda orang tua dari jalewari pun tidak mengizinkan ia pergi ke desa tersebut,suami dari jaleswari pun baru saja meninggal jadi jaleswari merasa kehilangan dan jaleswari masih tetap kukuh untuk pergi ke desa entikong untuk bertugas sekaligus mencoba bertahan hidup di desa entikong. Selama tinggal di desa enntikong tidak semua warga ramah dengan jaleswari ada satu warga yang tidak suka dengan jaleswari yaitu seorang pedagan warung, otig menganggap bahwa kedatangan jaleswari hanya akan merusak tatanan adat dan struktur masyarakat di desa tersebut, makanya otig menyuruh anak buahnya untuk mengawasi jaleswari, terjadi perang dingin antara jaleswari dengan otig kemudian mengisi struktur cerita Batas sekaligus member beberapa plot cerita tambahan yang sekaligus mengarahkan jaleswari kepada jawaban dari pertanyaan mengapa ia harus dikirimkan ke wilayah tersebut.
Awalnya jaleswari ingin menyelidiki kenapa csr tidak berkembang di desa tersebut, namun karena kasihan melihat anak desa tersebut, jaleswari pun tersentuh dan rela menjadi guru di desa tersebut. Setelah beberapa minggu jaleswari tinggal didesa tersebut banyak sekali konflik yang terjadi, seperti ubuh, ubuh adalah seorang perempuan pendatang yang dibawa oleh kelompok otig untuk di perkosa dan juga dianiaya lalu dikirimkan ke negara Malaysia, sebelum ubuh diberangkatkan ke Malaysia ubuh kabur dari kelompok tersebut dan akhirnya di temukan oleh arif, arif sendiri adalah seorang pemuda yang menjaga perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, konflik yang terbesar dalam konflik ini yaitu disaat otig mengajak seluruh warga desa untuk mengusir jaleswari dari desa tersebut. Namun berhasil dihalau oleh adeus dan disitulah terjadi adu Mandau nama senjata khas suku dayak, tetapi berhasil di lerai oleh panglima galiong bengker, dalam film ini juga terdapat unsur percintaannya yaitu pada saat arif mengantarkan pulang jaleswari ke perbatasan, disitu jelas bahwa arif dan jaleswari saling mengungkapkan hatinya masing-masing namun dalam bahasa yang begitu baku, jadi kita saat menontonnya pun awalnya tidak mengetahui kalau jaleswari dan arif ada perasaan, diakhir cerita otig dan kelompoknya akhirnya kabur dari pedesaan karena takut ketahuan karena sering mengirim gadis dibawah umur dimalaysia untuk dijadikan psk, dan jaleswari pun kembali ke desa entikong disambut dengan adat suku dayak dan anak anak desa tersebut, dan tidak lupa disambut oleh arif, dan akhirnya jaleswari tinggal didesa entikong sambil membesarkan anaknya yang ada dikandungannya.

0 komentar:

Posting Komentar